Rabu, 20 Februari 2013

Rumah Lumpur

Haran merupakan salah satu tempat penting yang tercatat di dalam Alkitab. Haran adalah kota yang menjadi tempat tinggal Terah dan keluarganya setelah mereka keluar dari Ur-Kasdim. Secara umum, orang mau tinggal di Haran karena Haran termasuk daerah yang subur, sebab terletak di sepanjang Sungai Balikh, anak sungai Efrat. Sekarang Haran termasuk di dalam wilayah negara Turki, dekat perbatasan dengan siria. Haran adalah sebuah pusat budaya  perdagangan, dan agama utama dunia kuno. Berdasarkan penemuan arkeologi , diperkirakan pada tahun 150-200 Masehi, kota Haran menjadi pusat penyembahan Rumah tradisional di Haran sering disebut rumah lumpur atau rumah sarang lebah.
Sebutan rumah lumpur menunjuk kepada bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut. Menariknya , tidak diperlukan kerangka kayu untuk membangun rumah tersebut, semuanya terbuat dari lumpur. Karena terbuat dari lumpur, maka udara di dalam ruamh ini cukup dingin. Jika memasuki musim dingin, maka seseorang harus menggunakan alas kayu untuk tempat tidur mereka, karena lantai rumah itu akan terasa sangat dingin. Sedangkan sebutan rumah sarang lebah menunjuk kepada bentuknya yang mirip dengan sarang lebah. Sekalipun rumah berbeda dengan tenda atau kemah yang bisa dibongkar pasang. Rumah tradisional ini tidak mengalami perubahan bentuk bertahun-tahun lamanya. Rumah tradisional yang sekarang ini bisa dilihat di sana memang baru dibangun sekitar 200 tahun yang lalu,tetapi, bentuk dan bahan dasarnya sama dengan rumah tradisional pada zaman para leluhur. Bedanya hanya pada zaman modern ini, bagian dalam dari rumah tradisional ini sudah dihiasi dengan berbagai hiasan yang disukai oleh pemilikinya .
Berbicara mengenai rumah di Haran, tidak bisa dilepaskan dari kisah hidup Abram, terutama ketika dia menerima panggilan Tuhan untuk meninggalkan rumah, kebiasaan sehari-hari, serta sanak saudaranya. Secara manusia, panggilan ini terasa sangat berat, sebab pada dasarnya Abram sudah menikmati kenyamanan tinggal di Haran bersama keluarganya. Pada umumnya orang akan memilih tinggal di rumah lumpur itu daripada harus pergi ke suatu tempat yang belum diketahui, apalagi terik matahari terasa begitu menyengat. Namun, Abram taat ! Dia pergi meninggalkan " kenyamanan rumah lumpur". Dia yakin bahwa Tuhan akan memberikan negeri yang akan menjadi milik pusakanya.Akhirnya, Tuhan memberikan negeri yang Dia janjikan itu kepada Abram, suatu negeri yang lebih nyaman dibandingkan dengan rumah lumpur yang dia tinggalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar