Minggu, 09 Februari 2014

Kusa

Kata "kusa" di dalam alkitab bahasa indonesia terjemahan baru hanya ditemukan di dalam 1 Sam 13:21 dan Pkh 12:11. Sedangkan di Hak 3:31disebut tongkat penghalau lembu dan di Kis 26:14 disebut galah rangsang. Di dalam I Sam 13:21, kata "kusa" diterjemahkan dari kata Ibrani 'darban', sedangkan di dalam Pkh 12:11 diterjemahkan dari kata ibrani darbonot. Kedua kata tersebut mempunyai akarkata yang sama, yaitu  dorbon. Kata "dorbon" yang di dalam bahasa Inggris disebut goad artinya tongkat atau galah untuk menghalau. Sedangkan di Hak 3:31 dipakai kata Ibrani malmad, dan di Kis 26:14 di pakai kata Yunani kentron, yang maknanya juga sama, yaitu tongkat penghalau ternak.

Kusa termasuk salah satu alat yang masih ada sangkut-pautnya dengan pertanian tradisional atau pekerjaan yang berkaitan dengan binatang. Kusa digunakan untuk memacu atau membimbing binatang, khususnya lembu yang sedang membajak atau yang sedang menarik gerobak. Kusa juga digunakan untuk mengumpulkan ternak. Tetapi, di Hak 3:31 dikataka bahwa Samgar menggunakan kusa untuk berperang, "Sesudah dia, bangkitlah Sangar bin Anat;ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikian ia juga menyelamatkan orang Israel." Pada awalnya, sebelum Israel mengolah logam sendiri, petani harus bergantung pada orang Filistin untuk mempertajam kusa mereka serta alat-alat logam lainnya, seperti mata bajak, garpu dan kapak. Kusa berbentuk tongkat yang terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 8 kaki atau sekitar 2,4 meter. Di ujung yang satu dari tongkat itu dipasang besi runcing yang bentuknya bermacam-macam, salah satunya berbentuk seperti hurug "u". Di ujung lainnya dipasang besi juga yang bentuknya seperti pahat yang digunakan untuk menyingkirkan kotoran dan tanah liat dari mata bajak atau membersihkannya dari akar dan duri. Kusa juga dikenal dengan sebutan pelecut ternak. Meskipun banyak orang, khususnya di zaman sekarang, tidak terbiasa dengan kusa, tetapi alat ini sudah sangat umum di berbagai belahan bumi. Misalnya , disalah satu model patung Ganesa, kita bisa melihat kusa, yang di dalam bahasa Sansekerta disebut ankusha,sedang dipegang oleh Ganesa.
Menarik untuk memerhatikan Pkh 12:11. Di sini kusa menjadi gambaran dari kata-kata orang berhikmat. Sebagaimana kusa berguna untuk memberikan dorongan dan arahan kepada lembu, demikian juga dengan kata-kata orang berhikmat, memberikan dorongan dan arahan supaya kita tetap di jalan yang benar. Sedangkan di Kis 26:14, benda yang sama, tetapi yang disebut galah rangsang, digunakan untuk menggambarkan sebuah otoritas Tuhan terhadap Paulus. Paulus tidak mungkin menendang ke galah rangsang, yang artinya tidak mungkin melawan otoritas Tuhan yang telah memanggilnya. Usaha yang sia-sia itu justru akan merugikan atau menyakitkan Paulus sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar