Minggu, 22 November 2015

Dadu

Dadu yang kita kenal sekarang ini, sebenarnya bukanlah alat permainan yang diciptakan oleh orang-orang modern. Dadu memiliki sejarah panjang dan sudah dikenal sejak zaman Alkitab, walaupun secara pasti tidak diketahui kapan dadu itu diciptakan dan oleh siapa. Dadu tertua ditemukan di Burnt City, sebuah situs arkeologi di Iran tenggara. Di situs yang lain, yaitu dikuburan kuno peradaban Lembah Sungai Indus, Asia Selatan juga ditemukan dadu kuno. Maka, tidak mengherankan kalau dadu disebut di dalam daftar permainan di Rigveda, Atharvaveda, dan Buddha.
Itulah sebabnya ada baigan cerita yang berkaitan dengan dadu di dalam kisah Mahabharata, yaitu ketika Yudistira bermain dadu melawan Kurawa dengan mempertaruhakan Kerajaan Utara Hastinapura, yang menjadi pemicu perang "Baratayuda" , anatara Pendawa dan Kurawa.

Dadu awalnya dibuat dari kaku seekor binatang yang kukunya memang tebal. Kemudian dadu dibuat dari tulang binatang. Ada sebuah dadu yang terbuat dari tulang yang ditemukan di Cantonment Clinch, sebuah benteng di Amerika yang digunakan dalam perang saudara. Selain dari kuku dan tulang , dadu juga ada yang dibuat dari gading, batu, kayu, atau plastik seperti dadu modern yang kita kenal saat ini. Secara tradisional , bentuk dadu adalah kubus, dengan enam sisi yang diberi angka berbeda, yaitu angka satu sampai angka enam. Kadang disetiap sisi bukan ditulisi angka, tetapai gambar simbol atau tulisan yang lain.

Orang Romawi adalah orang yang gemar berjudi, terutama pada zaman kekaisaran, Dan judi dengan memakai dadu adalah sesuatu yang sangat umum, walau sebenarnya tidak diperbolehkan secara bebas, kecuali pada Hari Raya Saturnalia, yaitu hari raya untuk memperingati Dewa Saturnus, yang jatuh pada tanggal 17 Desember kalender Julian. Mereka membuang undi dengan memakai dadu, yang taruhannya adalah uang. Orang Yunani juga senang berjudi dengan memakai dadu, tetapi bedanya mereka memakai dua dadu atau lebih.

Ada banyak kisah tentang membuang undi dengan memakai dadu. Pada zaman Raja Ahasyweros, Haman bin Hamedata, orang Agag, orang yang jahat itu membuang undi dengan dadu yang disebut "dadu iahali", untuk menentukan tanggal pemusnahan bangsa Yahudi. Namun, Justru dia yang akhirnya disulakan oleh Raja Ahasyweros. Sekitar 500 tahun kemudian, terjadi peristiwa yang berkaitan dengan membuang undi dengan memakai dadu, yaitu pada saat penyaliban Tuhan Yesus. Yoh 19:23-24 menjelaskan bahwa prajurit Romawi membuang undi untuk menentukan siapa yang akan memiliki jubah Tuhan Yesus. Menurut tradisi, mereka memakai dadu yang biasa menjadi alat permainan mereka. Dan, ini merupakan penggenapan dari Mzm 22:19. Sekaligus ini mengindikasikan bahwa saat penulisan Mzm 22, pemakaian dadu untuk pengundian sudah umum dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar