Minggu, 15 November 2015

Ibu Terpaksa Berbohong Padamu

Amsal 12:24, Pengkhotbah 11:6
Cheng Cheng adalah seorang gadis yang sangat manja. Hal ini wajar saja karena ia terlahir dalam keluarga yang serba berkecukupan. Ayah dan ibunya sangat menyayanginya. Ia dapat dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Suatu ketika saat pulang sekolah , ibunya mengajaknya belanja dan bersenang-senang. Waktu makan malam di mana ayahnya juga telah pulang kerja , ibunya berkata bahwa ia ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting, tetapi putrinya tidak boleh terkejut.
"Nak..." Kata Shen dengan nada yang sangat berat. " Maafkan ayah dan ibu karena seharusnya kami memberitahumu tentang hal ini lebih awa. Sebenarnya ayah ... dan ibu ..bukanlah orang tua..kandungmu, Nak. Orang tua kandungmu sudah meninggal."  kata Shen dengan terbata-bata sambil menitikkan air mata. Sang ayah tidak berkata apa-apa, ia hanya menghela napas berat dengan kepala tertunduk tanpa berani menatap Cheng Cheng. Mendengar penuturan Shen, Cheng Cheng bagai disambar petir, ia terpaku tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Belum selesai rasa terkejutnya, ibunya melanjutkan," Sebagai orang tua angkatmu, kami hanya bisa membiayaimu hingga perguruan tinggi, oleh sebab itu belajarlah yang giaat dan persiapkan masa denganmu dengan baik."
Selama satu minggu setelah ia mengetahui identitas dirinya, Cheng Cheng terlihat murung dan kedua orang tuanya merasa khawatir, namun mereka tetap menghibur dan menguatkannya serta terus memotivasi dirinya agar tetap semangat. Perlahan tetapi pasti, Cheng Cheng mulai bangkit lagi. Bahkan nilai sekolahnya mengalami peningkatan yang sangat baik. Ia mulai berubah menjadi gadis yang mandiri, pintar, dan ulet. Kedua orang tua angkatnya senang sekali melihat perubahan Cheng Cheng . Ia juga lulus dengan nilai tertinggi di Dalian Jiatong University dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan software di Shanghai. Kini ia memiliki penghasilan sendiri hingga 11 juta rupiah per bulan. Di saat itu , Shen mengundangnya untuk makan malam keluarga. Ibunya memeluknya dan kembali meminta maaf. Cheng Cheng menatap ibunya dengan pandangan bingung. Sambil menangis, ibunya berkata, " Nak, sekarang kamu telah menjadi gadis yang cantik, mandiri, dan sukses. Kami sebagai orang tuamua sangat bangga memiliki putri sepertimu. Maafkan kami, Nak . Kami terpaksa membohongimu selama 13 tahun. Kami tahu itu salah. Kami hanya ingin kau menjadi gadis yang sukses dan mandiri. Sesungguhnya kami adalah orang tua kandungmu."
Demi kebaikan anaknya di masa depan, orang tua menempuh berbagai cara, walaupun seharusnya tidak boleh dengan cara yang salah. Tuhan juga telah memberikan masa depan yang terbaik bagi kita, tetapi Ia ingin agar kita mempersiapkan diri dengan baik. Ia adalah Bapa kita yang kaya dan mampu memenuhi segala kebutuhan kita. Namun, Ia tidak memberikannya kalau kita hanya duduk diam. Ia tidak ingin kita menjadi manja dan pemalas.

Doa
Bapa sorgawi, terima kasih untuk kasih sayang yang telah Engkau berikan kepadaku. Aku akan belajar untuk menjadi anakMu yang mandiri. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar