Bagian 8
8. MATIUS
Nama Matius di dalam bahasa Yunani adalah "Matthaios", berasal dari bahasa Ibrani Mattityahu, disingkat Mattay, yang artinya "pemberian Tuhan". Ia adalah seorang pemungut cukai yang kemudian dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya (Mat 9:9). Hal ini menimbulkan sungut-sungut di kalangan orang Yahudi. Sebab, saat itu para pemungut cukai dianggap sebagai pengkhianat, dikarenakan oleh hubungan mereka yang erat dengan penjajah Romawi. Namun, sekalipun Matius adalah mantan pemungut cukai, ia tidak toleran terhadap para pemungut cukai. Di dalam Injil yang ditulisnya kemudian, Ia menggolongkan para pemungut cukai sebagai orang-orang berdosa (Mat 9:10).Matius mempunayi dua nama. Matius juga disebut Lewi (Mrk 2:14). Banyak pakar Alkitab yang menganggap bahwa nama asli Matius adalah Lewi, kemudian Tuhan Yesus memberinya nama baru, yakni Matius. Namun, para pakar lainnya beranggapan bahwa Matius adalah anggota suku Lewi, sehingga ia dinamai dengan nama sukunya tersebut.
Tampaknya Matius adalah orang yang cukup berada, sebab ia mengadakan perjamuan yang besar untuk Tuhan Yesus di rumahnya, serta mengundang banyak orang untuk ikut di dalam perjamuan tersebut (Luk 5:29). Hal ini memang tidak terlalu mengherankan, sebab para pemungut cukai adalah orang yang terbiasa memungut pajak rakyat melebihi yang ditentukan pemerintah Romawi (bnd Luk 3;12-13).
Tidak diragukan lagi bahwa Matius adalah penulis Injil yang disebut menurut namanya, yakni Injil Matius. Hal ini sesuai dengan tradisi gereja. Papias (70-155 M), salah satu bapa gereja yang banyak menulis tentang tradisi Kristen, mengatakan dengan jelas bahwa Matius adalah penulis Injil Matius. Hal ini sangat masuk akal, sebab sebagai mantan pemungut cukai, dia pasti mampu membaca dan menulis, serta terampil dalam hitung-menghitung.
Dalam bukunya Book of Martyrs, John Foxe menulis bahwa Matius menghabiskan sisa umurnya untuk memberitakan Kabar Baik di Partia dan Etiopia. Menurut Foxe, Matius meninggal sebagai martir di kota Nadabah pada tahun 60 M. Namun karena Foxe memperoleh informasi dari sumber-sumber Yunani abad pertengahan, maka sulit untuk memastikan apakah pernyataannya itu layak dipercaya.
8. MATIUS

Tampaknya Matius adalah orang yang cukup berada, sebab ia mengadakan perjamuan yang besar untuk Tuhan Yesus di rumahnya, serta mengundang banyak orang untuk ikut di dalam perjamuan tersebut (Luk 5:29). Hal ini memang tidak terlalu mengherankan, sebab para pemungut cukai adalah orang yang terbiasa memungut pajak rakyat melebihi yang ditentukan pemerintah Romawi (bnd Luk 3;12-13).
Tidak diragukan lagi bahwa Matius adalah penulis Injil yang disebut menurut namanya, yakni Injil Matius. Hal ini sesuai dengan tradisi gereja. Papias (70-155 M), salah satu bapa gereja yang banyak menulis tentang tradisi Kristen, mengatakan dengan jelas bahwa Matius adalah penulis Injil Matius. Hal ini sangat masuk akal, sebab sebagai mantan pemungut cukai, dia pasti mampu membaca dan menulis, serta terampil dalam hitung-menghitung.
Dalam bukunya Book of Martyrs, John Foxe menulis bahwa Matius menghabiskan sisa umurnya untuk memberitakan Kabar Baik di Partia dan Etiopia. Menurut Foxe, Matius meninggal sebagai martir di kota Nadabah pada tahun 60 M. Namun karena Foxe memperoleh informasi dari sumber-sumber Yunani abad pertengahan, maka sulit untuk memastikan apakah pernyataannya itu layak dipercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar