Minggu, 06 Desember 2015

Resep Hidup Bahagia

Kolose 3:23; Mazmur 126:5-6
Ada banyak orang yang mendekati hari kematiannya, memiliki firasat kapan saatnya ia akan meninggal. Orang tersebut mengetahui berapa lama lagi sisa waktu hidupnya di dunia ini. Seperti itulah yang terjadi pada seorang guru di sebuah negara yang terkenal dengan bunga sakuranya, yaitu Jepang. Beberapa hari sebelum meninggal, guru tersebut memberikan tugas kepada para muridnya untuk mereka kerjakan. Biasanya , para muridnya merasa malas jika diberi tugas.

Namun, kali ini ada yang berbeda dari tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Dia menuliskan di papan tulis seperti ini, " Tugas terakhir. Tidak ada batas waktu. Jadilah orang yang bahagia ! Saat kalian mulai mengerjakan tugas ini, mungkin aku sudah ada di Sorga. Tidak usah buru-buru mengerjakannya. Kalian bebas menggunakan waktu yang kalian miliki. Tetapi suatu hari, tolong kumpulkan padaku dan katakan, ' Aku sudah melakukannya, dan aku sudah bahagia, ' Aku akan menunggu."

Menurut sebuah sumber, tulisan di papan itu menjadi salah satu tugas yang paling mengharukan. Bahkan salah satu akun di sebuah media sosial, membagikan foto yang berisikan tulisan di papan tersebut dengan sebuah komentar, " Guru yang menuliskan tugas ini baru saja meninggal." Sebagai seorang pengajar, guru tersebut tidak hanya mengajarkan yang berhubungan dengan persoalan akademis. Namun, dia juga mengajarkan bagaimana cara untuk dapat menjadi orang yang bahagia.

Pesan moral dari tugas yang disampaikan oleh guru tersebut, dapat juga menjadi evaluasi bagi setiap kita, khususnya di dalam menjalankan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab yang kita miliki saat ini. Apa pun posisi kita dan seberat apa pun tantangannya, lakukanlah semua itu dengan cara menikamatinya. Ketika kita menikmatinya, maka tantangan di dalam tanggung jawab tersebut akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi diri kita.

Orang yang selalu bersyukur dan menikmati pekerjaannya akan dengan mudah merasakan kebahagiaan di dalam hidupnya. Berbeda dengan orang yang selalu mengeluh dengan pekerjaannya. Bagi mereka, pekerjaan yang mereka kerjakan adalah sebuah siksaan. Orang yang seperti itu , sangat mungkin akan melakukan pekerjaanya dengan keterpaksaan dan setengah hati. Jika demikian, hasilnya pun tidak akan maksimal. Dia tidak dapat memberikan yang terbaik untuk perusahaan atau tempat dimana dia bekerja. Bahkan, dia juga tidak bisa menghasilkan karya yang terbaik untuk dirinya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang seperti itu akan berbahagia? Bahagia itu kita bahagia melalui hidup yang bertanggung jawab. Oleh karena itu , kerjakanlah apa yang menjadi bagian atau pekerjaan kita dengan ucapan syukur dan tidak bersungut-sungut, maka hidup kita akan bahagia.

Doa
Bapa, ampuni aku jika sering kali aku bersungut-sungut. Tolong ajar aku untuk menikmati setiap tanggungjawabku agar aku bahagia. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar