Kisah Para Rasul 16:14b; Amsal 10:4;10:22
Lukas mencatat bahwa Lidia adalah seorang penjual kain unggu dari kota Tiatira. Kain ungu identik dengan"orang besar" . Kain ungu merupakan barang penting dalam perdagangan zaman kerajaan Romawi. Yang biasa memakai kain ungu adalah raja-raja, para imam dan orang-orang kaya. Mereka bisa memakai kain ungu karena mereka sanggup membelinya." Orang kecil" tidak sanggup membelinya sebab harganya sangat mahal.
Bahan dasar celupan warna ungu diambil dari kerang murex trunculus. Kerang tersebut memiliki kelenjar tipis. Cangkang, berikut kelenjar tipis tersebut harus dihancurkan sehingga menghasilkan cairan seperti susu berwarna keputih-putihan. Ketika terkena cahaya matahari dan udara, maka campuran warnanya mulai berubah menjadi merah kebiru-biruan sehingga lebih menyerupai warna ungu. Untuk mendapatkan setengah kilogram cairan warna ungu, diperlukan 6.000 kerang murex trunculus. Inilah yang membuat harganya menjadi "selangit".
Keberadaannya sebagai penjual kain ungu dari Tiatira membuat Lidia menjadi perempuan istimewa yang beruntung. Tiga hal berikut ini adalah penjelasannya:
Lidia termasuk orang kaya. Dengan barang dagangan yang sangat mahal, tentu saja Lidia mempunyai banyak uang. Tidak semua orang bisa seperti Lidia. Jadi, Lidia termasuk orang yang istimewa, sekaligus beruntung karena mempunyai kekayaan.
Lidia adalah seorang perempuan. Seorang perempuan sering dianggap sebagai "manusia kelas dua". Maka, keberadaan Lidia bisa dianggap sebagai pendobrak kemapanan anggapan itu. Lidia telah menunjukan bahwa dirinya setara dengan kaum pria. Lidia telah menembus dominasi kaum pria, sekaligus memberi teladan dan harapan baru bagi kaum perempuan saat itu. Dengan keberadaannya ini membuat Lidia terlihat lebih istimewa dan lebih beruntung dibandingkan dengan para perempuan di zaman dan lingkungannya.
Lidia berasal dari Tiatira. Tiatira adalah kota di Asia Kecil. Kata "tiatira" dalam bahasa Yunani adalah thuateira, yang artinya aroma penderitaan atau bau kesengsaraan. Tidak jelas apakah penduduk kota tersebut menderita atau tidak. Namun, keberadaan Lidia yang bertolak belakang dengan arti nama kotanya menunjukkan keistimewaan tersendiri.
Keberadaannya sebagai perempuan istimewa yang beruntung tidak dia sia-siakan. Lidia menggunakannya dengan bijak, sehingga orang-orang seisi rumahnya, Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya, dan petobat-petobat baru merasakan berkat Tuhan melalui dirinya.
Apakah kita orang yang istimewa ? Tentu, karena kita orang percaya. Apakah kita orang yang beruntung? Pasti, karena Tuhan telah menyelamatkan dan memberkati kita. Mari kita gunakan keistimewaan dan keberuntungan kita untuk membawa pengaruh positif bagi sesama. Biarlah melalui diri kita, orang lain bisa merasakan berkat Tuhan.
Lukas mencatat bahwa Lidia adalah seorang penjual kain unggu dari kota Tiatira. Kain ungu identik dengan"orang besar" . Kain ungu merupakan barang penting dalam perdagangan zaman kerajaan Romawi. Yang biasa memakai kain ungu adalah raja-raja, para imam dan orang-orang kaya. Mereka bisa memakai kain ungu karena mereka sanggup membelinya." Orang kecil" tidak sanggup membelinya sebab harganya sangat mahal.
Bahan dasar celupan warna ungu diambil dari kerang murex trunculus. Kerang tersebut memiliki kelenjar tipis. Cangkang, berikut kelenjar tipis tersebut harus dihancurkan sehingga menghasilkan cairan seperti susu berwarna keputih-putihan. Ketika terkena cahaya matahari dan udara, maka campuran warnanya mulai berubah menjadi merah kebiru-biruan sehingga lebih menyerupai warna ungu. Untuk mendapatkan setengah kilogram cairan warna ungu, diperlukan 6.000 kerang murex trunculus. Inilah yang membuat harganya menjadi "selangit".
Keberadaannya sebagai penjual kain ungu dari Tiatira membuat Lidia menjadi perempuan istimewa yang beruntung. Tiga hal berikut ini adalah penjelasannya:
Lidia termasuk orang kaya. Dengan barang dagangan yang sangat mahal, tentu saja Lidia mempunyai banyak uang. Tidak semua orang bisa seperti Lidia. Jadi, Lidia termasuk orang yang istimewa, sekaligus beruntung karena mempunyai kekayaan.
Lidia adalah seorang perempuan. Seorang perempuan sering dianggap sebagai "manusia kelas dua". Maka, keberadaan Lidia bisa dianggap sebagai pendobrak kemapanan anggapan itu. Lidia telah menunjukan bahwa dirinya setara dengan kaum pria. Lidia telah menembus dominasi kaum pria, sekaligus memberi teladan dan harapan baru bagi kaum perempuan saat itu. Dengan keberadaannya ini membuat Lidia terlihat lebih istimewa dan lebih beruntung dibandingkan dengan para perempuan di zaman dan lingkungannya.
Lidia berasal dari Tiatira. Tiatira adalah kota di Asia Kecil. Kata "tiatira" dalam bahasa Yunani adalah thuateira, yang artinya aroma penderitaan atau bau kesengsaraan. Tidak jelas apakah penduduk kota tersebut menderita atau tidak. Namun, keberadaan Lidia yang bertolak belakang dengan arti nama kotanya menunjukkan keistimewaan tersendiri.
Keberadaannya sebagai perempuan istimewa yang beruntung tidak dia sia-siakan. Lidia menggunakannya dengan bijak, sehingga orang-orang seisi rumahnya, Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya, dan petobat-petobat baru merasakan berkat Tuhan melalui dirinya.
Apakah kita orang yang istimewa ? Tentu, karena kita orang percaya. Apakah kita orang yang beruntung? Pasti, karena Tuhan telah menyelamatkan dan memberkati kita. Mari kita gunakan keistimewaan dan keberuntungan kita untuk membawa pengaruh positif bagi sesama. Biarlah melalui diri kita, orang lain bisa merasakan berkat Tuhan.
Doa
Tuhan, aku bersyukur betapa istimewa dan beruntungnya diriku menjadi orang percaya.Jadikanku alatMu untuk memenangkan banyak jiwa. Dalam nama Yesus.Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar