2 Timotius 2:19-26
Tiba-tiba seorang ibu datang ke rumah Ibu Nina dan marah,"Bu, anaknya diajar yang benar dong ! Dia mencuri HP saya!" "Tenang, bu. Anak saya tidak mungkin seperti itu. Dia tidak mungkin berani mencuri HP Ibu. Saya tahu benar siapa anak saya, " Jawab Ibu Nina membela anaknya. Setelah diusut, ternyata yang mencuri HP tersebut adalah anaknya sendiri. Dia mengambil HP ibunya dan menaruhnya di tas anak Ibu Nina yang saat itu bermain di rumahnya. Alasannya karena
ibunya terlalu pelit, uang sakunya pas-pasan, dan tidak pernah sekalipun membelikan apa yang dia ingini.
Tuduhan, fitnah serta pembelaan dalam kisah singkat tersebut sering menjadi gambaran tentang kehidupan orang percaya, secara khusus hamba Tuhan. Dalam suratnya yang kedua, Paulus menguatkan Timotius dengan perkataan, " Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya."Waktu itu, Timotius mendapat tugas penggembalaan jemaat di Efesus. Tugas in sangat berat. Timotius harus menata ibadah dan pelayanan yang belum tersusun dengan baik. Dia harus mengatur organisasi gereja yang masih berantakan. Namun, tugas ini menjadi semakim bertambah berat karena dia harus menghadapi"pengacau" di gerejanya. Pengacau itu adalah para pengajar palsu. Mereka adalah tua-tua gereja yang mempunyai ajaran berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Paulus. Dari pihak mereka inilah sering muncul tuduhan dan fitnah. Tentu ada rasa takut dan gentar di dalam diri Timotius. Dia yang masih berusia sekitar 30 tahun, harus menghadapi orang-orang tua yang sudah lama bercokol di gereja itu. Hal ini menyebabkan Timotius sering jatuh sakit. Belum lagi secara umum dia harus menghadapi para penyembah Dewi Artemis. Maka, tidak salah kalau Paulus berkata kepadanya bahwa Tuhan mengenal kepunyaanNya. Paulus menguatkan Timotius bahwa Tuhan mengenal dia sebagai hambaNya yang setia. Tuhanlah yang akan membela Timotius ketika ada tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepadanya. Meminjam bahasa kita, mungkin Tuhan akan berkata kepada para penuduh dan pemfitnah."Saya mengenal siapa Timotius itu. Dia tidak melakukan apa yang kalian tuduhkan. Dia setia dan Aku berkenan kepadanya."
Menjadi orang Kristen biasa saja akan mendapat tantangan, apalagi menjadi aktivis gereja, terlebih menjadi hamba Tuhan. Tantangan itu bermacam-macam bentuknya. Tantangan yang paling berat adalah ketika tuduhan dan fitnah ditujukan kepada kita.Tuduhan dan fitnah itu bisa datang dari luar gereja, bisa juga dari dalam gereja. Ini bisa membuat kita gentar dan frustasi. Bisa membuat kita undur dari pelayanan, bahkan dari kekristenan. Ingat, Tuhan mengenal kita. Tuhan tahu bahwa kita tulus dalam pelayanan.Kita tidak bermotivasi yang salah dalam mengikut dan melakukan pekerjaanNya. Bahkan, pada saatnya, Dia akan membuat semua orang tahu bahwa kita benar dan mereka yang salah.
Tiba-tiba seorang ibu datang ke rumah Ibu Nina dan marah,"Bu, anaknya diajar yang benar dong ! Dia mencuri HP saya!" "Tenang, bu. Anak saya tidak mungkin seperti itu. Dia tidak mungkin berani mencuri HP Ibu. Saya tahu benar siapa anak saya, " Jawab Ibu Nina membela anaknya. Setelah diusut, ternyata yang mencuri HP tersebut adalah anaknya sendiri. Dia mengambil HP ibunya dan menaruhnya di tas anak Ibu Nina yang saat itu bermain di rumahnya. Alasannya karena
ibunya terlalu pelit, uang sakunya pas-pasan, dan tidak pernah sekalipun membelikan apa yang dia ingini.
Tuduhan, fitnah serta pembelaan dalam kisah singkat tersebut sering menjadi gambaran tentang kehidupan orang percaya, secara khusus hamba Tuhan. Dalam suratnya yang kedua, Paulus menguatkan Timotius dengan perkataan, " Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya."Waktu itu, Timotius mendapat tugas penggembalaan jemaat di Efesus. Tugas in sangat berat. Timotius harus menata ibadah dan pelayanan yang belum tersusun dengan baik. Dia harus mengatur organisasi gereja yang masih berantakan. Namun, tugas ini menjadi semakim bertambah berat karena dia harus menghadapi"pengacau" di gerejanya. Pengacau itu adalah para pengajar palsu. Mereka adalah tua-tua gereja yang mempunyai ajaran berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Paulus. Dari pihak mereka inilah sering muncul tuduhan dan fitnah. Tentu ada rasa takut dan gentar di dalam diri Timotius. Dia yang masih berusia sekitar 30 tahun, harus menghadapi orang-orang tua yang sudah lama bercokol di gereja itu. Hal ini menyebabkan Timotius sering jatuh sakit. Belum lagi secara umum dia harus menghadapi para penyembah Dewi Artemis. Maka, tidak salah kalau Paulus berkata kepadanya bahwa Tuhan mengenal kepunyaanNya. Paulus menguatkan Timotius bahwa Tuhan mengenal dia sebagai hambaNya yang setia. Tuhanlah yang akan membela Timotius ketika ada tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepadanya. Meminjam bahasa kita, mungkin Tuhan akan berkata kepada para penuduh dan pemfitnah."Saya mengenal siapa Timotius itu. Dia tidak melakukan apa yang kalian tuduhkan. Dia setia dan Aku berkenan kepadanya."
Menjadi orang Kristen biasa saja akan mendapat tantangan, apalagi menjadi aktivis gereja, terlebih menjadi hamba Tuhan. Tantangan itu bermacam-macam bentuknya. Tantangan yang paling berat adalah ketika tuduhan dan fitnah ditujukan kepada kita.Tuduhan dan fitnah itu bisa datang dari luar gereja, bisa juga dari dalam gereja. Ini bisa membuat kita gentar dan frustasi. Bisa membuat kita undur dari pelayanan, bahkan dari kekristenan. Ingat, Tuhan mengenal kita. Tuhan tahu bahwa kita tulus dalam pelayanan.Kita tidak bermotivasi yang salah dalam mengikut dan melakukan pekerjaanNya. Bahkan, pada saatnya, Dia akan membuat semua orang tahu bahwa kita benar dan mereka yang salah.
Doa
Tuhan, aku yakin bahwa Engkau akan membelaku ketika ada orang yang hendak menjatuhkan aku dengan tuduhan dan fitnah mereka. Dalam nama Yesus aku berdoa.Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar