Minggu, 09 Februari 2014

Memilih Yang Benar dan Tepat

Keluaran 2:1; Mazmur 128:1-6
Pernikahan adalah lembaga yang kudus, sebab Tuhan sendiri yang membuatnya. Ia mengambil inisiatif dengan menciptakan laki-laki dan perempuan. Tidak ada seorang pun yang berhak meghancurkan lembaga kudus tersebut. Hubungan suami-istri hanya dipisahkan oleh kematian. Oleh karena itu, diperlukan suatu pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk menikah. Salah satu yang termasuk di dalam pertimbangan tersebut adalah memilih orang yang hendak menikah dengan kita. Tuhan memang tidak menentukan siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita kelak, mengenai ini kita telah diberi kebebasan penuh untuk memilihnya. Meskipun demikian , tetap ada ketetapan-ketetapan Tunan yang tidak boleh kita abaikan.
Bila membaca Kel 2:1 dengan saksama, maka kita akan menemukan 2 poin penting yang harus diperhatikan sebelum kita memutuskan untuk membangun sebuah keluaga Kristen.
Pertama, kita harus menikah dengan seseorang yang tidak sama jenis kelaminnya. Sejak semula, Tuhan hanya menciptakan pria dan wanita. Melalui pernikahanlah, Tuhan hendak mengingatkan bahwa manusia diciptakan sebagai pria dan wanita. Dalam hal ini , Yokhebed telah memerhatikan ketetapan Tuhan tersebut, Walau saat ini banyak gereja yang telah melegalkan pernikahan sejenis, namun keputusan mereka itu tidak akan pernah bisa mengubah ketetapan Tuhan. Pernikahan sejenis adalah dosa dimataNya, karena ini tidak sejalan dengan ketetapanNya, yang mana Ia telah menciptakan laki-laki dan perempuan, agar mereka beranak-cucu dan bertambah banyak. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengabaikan ketetapan Tuhan tersebut.
Kedua, kita harus memilih pasangan yang tepat, yang memiliki dasar keyakinan yang sama di dalam Tuhan. Bagi orang percaya, memilih pasangan yang memiliki iman dan pengharapan yang sama di dalam Tuhan, merupakan harga mati. Inilah yang telah dilakukan oleh Yokhebed. Ia dikatakan berhasil memilih pasangan hidup yang tepat., semata-mata bukan karena ia menikah dengan pria yang berasalh dari suku yang sama. Akan tetapi, karena pria tersebut juga memiliki iman dan pengharapan yang sama di dalam Tuhan. Terbukti mereka disebutkan sebagai salah satu orang beriman di dalam Kitab Ibrani.
Apabila kita mengabaikan ketetapan Tuhan ini , maka akan sulit bagi kita untuk menentukan dan menetapkan dasar yang tepat dalam membangun keluarga. Satu-satunya fondasi yang kuat , aman, stabil dan abadi yang dibutuhkan oleh setiap keluarga Kristen adalah Yesus Kristus. Dalam hal ini pasangan suami-istri bukan hanya harus memiliki agama yang satu, tetapi juga harus memiliki iman percaya yang satu di dalam Kristus, Ingat, ketika sebuah keluarga terbagi kepercayaannya, maka keluarga itu tidak kokoh. Jadi, jika saat ini kita sedang memilih pasangan hidup, janganlah lupa akan ketetapanNya ini.


Doa
Bapa, beriku kebijaksanaan agar aku dapat memilih pasangan hidup yang benar dan tepat. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar