Syikal adalah salah satuan berat dan mata uang yang digunaakn di zaman kuno. Penggunaan syikal pertama kali adalah di Mesopotamina, sekitar tahun 3000 SM. Pada awalnya mungkin merujuk kepada berat dari 180 butir jelai, yang beratnya sekitar 11 gram.
Kata "syikal" diterjemahkan dari kata Ibrani sheqel, yang secara harfiah artinya sebuh timbangan. Kata sheqel sejajar dengan kata siqlu, yaitu kata yang dipakai oleh orang-orang Akkadia untuk menunjuk kepada satuan berat. Ini bisa dilihat di the Code of Hammurabi. Akar kata sh.q.l juga terdapat di dalam kata Ibrani shaqal (Menimbang), mishqal (berat), dan shiqqul (pertimbangan). Menurut para ahli, ini juga berkaitan dengan akar kata dalam bahasa Aramik, t.q.l , dan akar kata bahasa Arab, th.q.l , dimana di dalam bahasa Arab ada kata thaqil, yang artinya berat.
Syikal lebih dahulu digunakan sebagai satuan berat, sebelum digunakan sebagai satuan mata uang, Dalam perdagangan, biasanya dipakai logam mulai yang ditimbang dengan ukuran syikal. Oleh sebab itu, kita membaca istilah " syikal perak" atau "syikal emas". Di Alkitab kita bisa melihat penggunaan syilkal (sheqel) pertama kali di Kej 23:15, yaitu saat Abraham membeli gua Makhpela untuk menguburkan mayat Sara, istrinya. Tentu saja saat itu syikal perak belum berbentuk koin. Koin baru dikenal pada zaman kembalinya orang Yahudi dari pembuangan, saat berada di bawah pemerintahan Persia. Pada saat berkuasa, Aleksander Agung berhasil meyakinkan dunia beradab akan arti pentingnya koin atau uang logam, terutama dalam dunia perdagangan. Maka, sejak saat itu penempaan koin dengan memakai cap untuk mensahkan nama dan timbangaannya mulai dilakukan. Koin perak paling tua ditemukan di Egina, tetapi koin yang paling pertama ditempa adalah elektrum, yaitu campuran emas dan perak, oleh Kroesus, raja Lidia pada tahun 561-546 SM. Namun, orang Yahudi sendiri lambat atau sepertinya enggan menggunakan koin tersebut. Baru pada zaman Makabe, orang Yahudi menempa koin sendiri. Jadi pada zaman Tuhan Yesus, syikal bukan lagi merupakan satuan berat, tetapi sudah menjadi satuan mata uang. Dalam PB tidak disebut syikal perak tetapi uang perak. Namun, perlu diingat bahwa pada zaman Tuhan Yesus, berlaku 3 mata uang , yaitu mata uang kerajaan, mata uang propinsi dan mata uang lokal.
Satu kisah menarik yang berkaitan dengan syikal perak atau uang perak adalah ketika Yudas Iskariot menjual Tuhan Yesus. Yudas Iskariot dengan seenaknya menawarkan Tuhan Yesus bagai sebuah barang daganan saja. Ini sebuah penghinaan dari seorang murid yang dihormatiNya ! Yudas Iskariot menjual Tuhan Yesus dengan harga tiga puluh uang perak. Tiga puluh uang perak adalah harga yang pas untuk seorang budak, sesuai dengan Kel 21:32. Jadi , Tuhan Yesus disamakan dengan budak!
Kata "syikal" diterjemahkan dari kata Ibrani sheqel, yang secara harfiah artinya sebuh timbangan. Kata sheqel sejajar dengan kata siqlu, yaitu kata yang dipakai oleh orang-orang Akkadia untuk menunjuk kepada satuan berat. Ini bisa dilihat di the Code of Hammurabi. Akar kata sh.q.l juga terdapat di dalam kata Ibrani shaqal (Menimbang), mishqal (berat), dan shiqqul (pertimbangan). Menurut para ahli, ini juga berkaitan dengan akar kata dalam bahasa Aramik, t.q.l , dan akar kata bahasa Arab, th.q.l , dimana di dalam bahasa Arab ada kata thaqil, yang artinya berat.
Syikal lebih dahulu digunakan sebagai satuan berat, sebelum digunakan sebagai satuan mata uang, Dalam perdagangan, biasanya dipakai logam mulai yang ditimbang dengan ukuran syikal. Oleh sebab itu, kita membaca istilah " syikal perak" atau "syikal emas". Di Alkitab kita bisa melihat penggunaan syilkal (sheqel) pertama kali di Kej 23:15, yaitu saat Abraham membeli gua Makhpela untuk menguburkan mayat Sara, istrinya. Tentu saja saat itu syikal perak belum berbentuk koin. Koin baru dikenal pada zaman kembalinya orang Yahudi dari pembuangan, saat berada di bawah pemerintahan Persia. Pada saat berkuasa, Aleksander Agung berhasil meyakinkan dunia beradab akan arti pentingnya koin atau uang logam, terutama dalam dunia perdagangan. Maka, sejak saat itu penempaan koin dengan memakai cap untuk mensahkan nama dan timbangaannya mulai dilakukan. Koin perak paling tua ditemukan di Egina, tetapi koin yang paling pertama ditempa adalah elektrum, yaitu campuran emas dan perak, oleh Kroesus, raja Lidia pada tahun 561-546 SM. Namun, orang Yahudi sendiri lambat atau sepertinya enggan menggunakan koin tersebut. Baru pada zaman Makabe, orang Yahudi menempa koin sendiri. Jadi pada zaman Tuhan Yesus, syikal bukan lagi merupakan satuan berat, tetapi sudah menjadi satuan mata uang. Dalam PB tidak disebut syikal perak tetapi uang perak. Namun, perlu diingat bahwa pada zaman Tuhan Yesus, berlaku 3 mata uang , yaitu mata uang kerajaan, mata uang propinsi dan mata uang lokal.
Satu kisah menarik yang berkaitan dengan syikal perak atau uang perak adalah ketika Yudas Iskariot menjual Tuhan Yesus. Yudas Iskariot dengan seenaknya menawarkan Tuhan Yesus bagai sebuah barang daganan saja. Ini sebuah penghinaan dari seorang murid yang dihormatiNya ! Yudas Iskariot menjual Tuhan Yesus dengan harga tiga puluh uang perak. Tiga puluh uang perak adalah harga yang pas untuk seorang budak, sesuai dengan Kel 21:32. Jadi , Tuhan Yesus disamakan dengan budak!
Terima kasih
BalasHapus