Sabtu, 06 Februari 2016

Suami yang paling berperasaan

Pengkhotbah 9:9
Tragedi gemp bumi yang terjadi pada tanggal 12 Mei 2008, yang mengguncang Wenchuan, Tiongkok menyisakan satu kisah mengharukan. Wu Jiafang, seorang pegawai restoran menemukan jenazah istrinya. Shi Huaqing di belakang reruntuhan restoran di mana dia bekerja. Tentu saja ini membuat air matanya tak terbendung lagi. Namun, dia tetap sabar menunggu bantuan datang untuk membawa pulang jenazah istrinya. Ternyata , setelah lama menunggu. bantuan tidak kunjung tiba. Wu Jiafang pun menggunakan tali lai merah untuk mengikatkan istrinya ke punggungnya.
Lalu, dia naik sepada motor dan dengan perlahan membawa mayat istrinya ke punggungnya. Lalu, dia naik sepeda motor dan dengan perlahan membawa mayat istrinya ke rumah yang berjarak 4 km. " Saat itu saya tidak berani menangis lagi karena takut mata kabur nanti terjadi kecelakaan, sehingga dia akan menderita lagi," katanya.

Adegan ini mengharukan banyak orang dan dia disebut sebagai "suami yang paling berperasaan dalam gempa". Sesampainya di rumah, Wu Jiafang  langsung menguburkan istrinya di samping rumahnya. Dia kemudian membuat tenda menemani istrinya yang sudah meninggal. Selama 100 hari masa berkabung itu dia hanya makan satu kali sehari. " Shi Huaqing tidak pernah meninggalkan saya ketika saya sedang menderita. Saya merasa berhutang budi kepadanya." katanya

Ternyata apa yang dilakukan Wu Jiafang ini menjadi buah bibir masyarakat dan sudah pasti sampai ke telinga banyak orang. Bukan hanya itu, cerita itu menyentuh hati perempuan-perempuan. Tidak berapa lama kemudian, 16 perempuaan menulis surat kepadanya dan menyatakan diri ingin menjadi pendamping hidupnya. Tanggal 16 Oktober 2008, seorang wanita di Shenzhen yang bernama Liu Rurong juga meneleponya. Dalam dua minggu mereka berkomunikasi jarak jauh setiap hari. Tanggal 9  November 2008, mereka bertemu dan merasa cocok. Sekalipun bukan perkara mudah bagi Wu Jiafang, tetapi kemudian dia memutuskan untuk menerima Liu Rurong untuk menjadi pendamping hidupnya. Dia berkata, "Dia jatuh cinta sama saya karena tersentuh akan kasih sayang saya terhadap istri saya terdahulu, dan juga karena dia menaruh belas kasih ke saya sebagai korban gempa. Syaa tidak memiliki apa-apa, namun dia mau menikah dengan saya tanpa syarat. Karena itulah saya mencintainya."  Hal senada dikatakan oleh Liu Rurong," Dia adalah seorang petani biasa, pria yang ramah, kesederhanaannya menyentuh saya."

Ketulusan cinta seseorang kepada pasangannya tidak diukur dari seberapa banyaak harta yang bisa dia berikan, tetapi dari seberapa keras usaha untuk melindungi, merawat, mendampingi dan memerhatikan pasangannya. Akan sangat mudah untuk memerhatikan pasangan ketika sehat dan banyak harta, tetapi tidak mudah ketika pasangan dalam keadaan pasangan kita, kita tetap menunjukkan cinta itu dalam tindakan nyata.

Doa
Tuhan, beriku hati yang sanggup mengasihi pasanganku dengan tulus dan terwujud di dalam tindakan nyata. Dalam nama Tuhaan aku mohon dan berdoa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar